• Edukasi
  • /
  • Artikel
  • /
  • Cara Mengumpulkan Dana Darurat agar Masa Depan Aman, Anak Muda Wajib Tahu!

Cara Mengumpulkan Dana Darurat agar Masa Depan Aman, Anak Muda Wajib Tahu!

Menyisihkan sebagian pemasukan buat masa depan itu penting, terutama buat dana darurat. Yuk, kenali dulu apa itu dana darurat, jumlah idealnya, cara mengumpulkannya di usia muda, dan di mana tempat paling aman untuk menyimpannya.

E

Editor Hartaku

Content Writer

17 November 2025

Cara Mengumpulkan Dana Darurat agar Masa Depan Aman, Anak Muda Wajib Tahu!

Banyak anak muda yang merasa gajinya belum cukup untuk mulai menabung, apalagi menyiapkan dana darurat. Padahal, justru di usia muda inilah kesempatan terbaik buat membangun kebiasaan finansial yang sehat. Dengan punya dana darurat, kamu bisa lebih tenang menghadapi risiko tak terduga seperti kehilangan pekerjaan, sakit, atau kebutuhan mendadak lainnya.

Kalau kamu berpikir bahwa dana darurat cuma penting buat orang yang sudah berkeluarga saja, itu hal yang sama sekali keliru. Faktanya, anak muda yang masih lajang juga butuh karena risiko tidak kenal usia. Dengan disiplin sedikit demi sedikit, kamu bisa mengumpulkan dana darurat tanpa harus mengorbankan gaya hidup secara total.

Apa Itu Dana Darurat?

Dana darurat adalah tabungan khusus yang disiapkan untuk kebutuhan mendesak dan tidak terduga. Jadi, bukan dipakai untuk sekadar liburan, belanja, atau malah beli gadget baru. Fungsinya murni sebagai pelindung finansial kalau suatu hari kamu menghadapi kondisi darurat.

Beberapa contoh penggunaan dana darurat antara lain:

  • Biaya berobat kalau tiba-tiba sakit dan belum sempat klaim asuransi.

  • Bayar cicilan kalau kehilangan pekerjaan sementara.

  • Perbaikan rumah atau kendaraan yang rusak mendadak.

  • Kebutuhan mendesak keluarga, misalnya buat bantu orang tua saat kondisi darurat.

  • Menghadapi keadaan darurat saat musibah atau bencana.

Dengan kata lain, dana darurat itu seperti “bantal pengaman” yang bikin kamu tetap bisa berdiri tegak meski ada masalah finansial yang datang secara tiba-tiba. Nah, tanpa dana darurat, kamu bisa terpaksa berutang dengan bunga yang lumayan tinggi, misalnya lewat kartu kredit atau pinjaman cepat, yang justru bakal menambah beban finansial kamu.

Berapa Jumlah Ideal Dana Darurat?

Besarnya dana darurat tidak sama untuk semua orang. Ada beberapa faktor yang harus dipertimbangkan, seperti status pekerjaan, jumlah tanggungan, dan gaya hidup.

Secara umum, jumlah ideal dana darurat bisa mengikuti panduan berikut:

  1. Lajang tanpa tanggungan: minimal 3 bulan biaya hidup.

  2. Sudah menikah tanpa anak: minimal 6 bulan biaya hidup.

  3. Menikah dengan anak: minimal 9–12 bulan biaya hidup.

Contoh, kalau pengeluaran bulananmu Rp5 juta dan kamu masih lajang, maka minimal dana darurat yang harus kamu punya adalah Rp15 juta. Semakin besar tanggung jawab dan pengeluaran, semakin besar pula jumlah idealnya.

Selain itu, kalau pekerjaanmu berisiko tinggi atau penghasilannya tidak tetap, ada baiknya menyiapkan dana darurat lebih besar lagi. Hal ini akan membantu menutup masa sulit sampai kondisi finansial kembali stabil. Misalnya, freelancer atau pekerja lepas yang tidak punya penghasilan tetap biasanya disarankan menyiapkan cadangan minimal 12 bulan biaya hidup.

Cara Mengumpulkan Dana Darurat di Usia Muda

Mengumpulkan dana darurat di usia muda memang butuh disiplin, tapi bukan berarti sulit. Berikut beberapa strategi yang bisa kamu coba:

1. Tentukan Target yang Jelas

Sama seperti tujuan finansial lainnya, dana darurat juga butuh target. Hitung dulu biaya hidup rata-rata per bulan, lalu kalikan sesuai kategori (3, 6, atau 12 bulan). Dari situ, tentukan berapa jumlah dana darurat yang mau kamu capai. Catat target ini dan pantau progresnya setiap bulan agar motivasimu tetap terjaga.

2. Mulai dari Nominal Kecil

Kalau penghasilanmu masih terbatas, tidak masalah memulai dari nominal paling kecil. Misalnya, sisihkan Rp500 ribu setiap bulan. Perlahan, jumlah ini akan bertambah dan mendekati target. Bahkan, menyisihkan Rp100 ribu per minggu pun bisa jadi awal yang bagus kalau kamu bisa lakukan secara rutin.

3. Sisihkan Dana di Awal, Bukan di Akhir

Kesalahan umum anak muda jaman sekarang adalah menunggu sisa uang di akhir bulan untuk ditabung. Padahal, sering kali uang sudah habis sebelum sempat ditabung.

Solusinya, terapkan prinsip pay yourself first. Begitu gaji sudah masuk rekening, langsung sisihkan uang yang sudah kamu tentukan untuk dana darurat sebelum bayar kebutuhan-kebutuhan lainnya. Cara ini memastikan tabunganmu selalu bertumbuh.

4. Buat Rekening Terpisah

Tips praktis yang bisa kamu terapkan supaya dana darurat tidak tercampur dengan uang belanja harian, kamu bisa buat rekening khusus. Dengan begitu, kamu tidak tergoda untuk menggunakannya buat hal lain.

Rekening ini sebaiknya tidak dilengkapi kartu ATM, supaya aksesnya lebih sulit dan uang bakal tetap aman. Bahkan kalau perlu, gunakan bank berbeda dari rekening utama agar benar-benar terpisah.

5. Kurangi Pengeluaran yang Tidak Penting

Sering jajan kopi kekinian atau makan di luar bisa jadi salah satu penyebab susah menabung. Coba evaluasi pengeluaran bulananmu, lalu potong biaya yang sebenarnya bisa dihemat.

Misalnya, kamu bisa berhemat dengan masak di rumah atau kurangi nongkrong di kafe dan buat kopi sendiri di rumah. Dengan begitu, uang hasil penghematan bisa langsung kamu alokasikan ke dana darurat.

6. Manfaatkan Bonus atau Penghasilan Tambahan

Setiap kali dapat bonus, uang lembur, atau penghasilan dari kerja sampingan, alokasikan sebagian ke dana darurat. Jangan semua dipakai untuk belanja atau hiburan.

Dengan cara ini, dana darurat bisa lebih cepat terkumpul. Kalau kamu dapat THR atau uang hadiah, alokasikan minimal 50% ke tabungan darurat.

7. Gunakan Sistem Otomatis

Kalau kamu sering lupa menabung, manfaatkan fitur auto-debit dari bank. Setiap bulan, uang otomatis akan dipindahkan ke rekening dana darurat.

Cara ini efektif agar tabungan tetap jalan meski kamu sibuk atau lupa. Sistem otomatis juga membuat menabung jadi kebiasaan, bukan sekadar niat.

8. Cari Tambahan Penghasilan

Selain mengandalkan gaji utama, kamu bisa mulai mencari penghasilan tambahan. Misalnya lewat kerja paruh waktu, jualan online, atau jadi freelancer.

Penghasilan ekstra ini bisa dialokasikan penuh untuk mempercepat pencapaian target dana darurat.

9. Jangan Sentuh Kecuali Darurat

Pada dasarnya, prinsip dana darurat adalah digunakan hanya dalam keadaan darurat saja. Jangan sampai kamu tergoda memakainya buat keinginan konsumtif ya.

Kalau terpaksa harus digunakan, segera isi kembali supaya dana tetap aman sesuai target. Disiplin menjaga batas ini akan membuat tabunganmu benar-benar berfungsi sesuai tujuan.

Di Mana Menyimpan Dana Darurat yang Aman?

Menyimpan dana darurat tidak bisa sembarangan. Uang ini harus mudah diakses saat dibutuhkan, tapi tetap aman dari risiko. Beberapa pilihan tempat penyimpanan yang bisa dipertimbangkan:

1. Tabungan Bank

Pilihan paling sederhana adalah rekening tabungan bank. Keunggulannya, uang bisa diakses kapan saja lewat ATM atau mobile banking.

Tapi, biasanya bunga tabungan relatif kecil. Walau begitu, untuk fungsi likuiditas, tabungan tetap cocok. Selain itu, tabungan bank biasanya dijamin oleh LPS (Lembaga Penjamin Simpanan), sehingga risikonya rendah.

2. Deposito Jangka Pendek

Kalau kamu ingin dana lebih aman sekaligus mendapat bunga sedikit lebih tinggi, deposito bisa jadi pilihan. Pilih tenor pendek (1–3 bulan) supaya uang tetap mudah diambil kalau darurat.

Deposito sangat tepat buat dana darurat yang kelasnya menengah sampai besar, yang memang jarang sekali dipakai, tapi tetap bisa dicairkan ketika benar-benar dibutuhkan.

3. Reksa Dana Pasar Uang

Buat anak muda yang ingin dana darurat tetap produktif, reksa dana pasar uang bisa jadi alternatif. Produk ini relatif aman, risikonya rendah, dan pencairannya cepat.

Selain itu, imbal hasilnya pun lebih tinggi dibandingkan dengan bunga tabungan. Banyak anak muda memilih opsi ini karena bisa dimulai dari nominal kecil, misalnya Rp100 ribu.

4. E-Wallet atau Bank Digital

Beberapa orang memilih menyimpan sebagian dana darurat di e-wallet atau bank digital yang menawarkan bunga tabungan lebih tinggi.

Tapi, sebaiknya hanya untuk porsi kecil saja karena risikonya bisa lebih besar dibanding tabungan konvensional. E-wallet biasanya sangat cocok untuk kategori dana darurat harian atau mingguan yang kemungkinannya memang lebih sering digunakan.

5. Kombinasi Beberapa Instrumen

Tidak ada salahnya membagi dana darurat ke beberapa tempat sekaligus. Misalnya, 50% di tabungan bank, 30% di reksa dana pasar uang, dan 20% di deposito.

Dengan cara ini, kamu bisa menyeimbangkan antara akses cepat dan potensi imbal hasil.

Kesimpulan

Dana darurat adalah pondasi penting dalam perencanaan finansial. Besarnya memang bergantung pada kondisi hidup masing-masing, tapi prinsip utamanya sama: harus ada cadangan untuk menghadapi hal-hal tak terduga. Anak muda justru lebih punya kesempatan untuk mulai dari sekarang, karena waktu ada di pihakmu.

Kuncinya adalah disiplin, konsistensi, dan tidak mudah tergoda menggunakannya untuk hal yang bukan darurat. Simpan di tempat yang aman dan likuid, supaya dana benar-benar bisa dipakai saat dibutuhkan. Jangan lupa satu hal, bahwa semakin cepat kamu memulainya, maka semakin cepat juga dana daruratmu akan terkumpul.

Dengan punya dana darurat, masa depanmu jadi lebih aman, dan kamu bisa melangkah lebih percaya diri dalam meraih tujuan hidup. Jadi, jangan tunda lagi. Mulai kumpulkan dana daruratmu hari ini juga, walau dari jumlah kecil sekalipun.